Eksplorasi mendalam tentang prinsip desain, strategi operasional, dan teknik manajemen jaringan mikro yang berlaku di seluruh dunia, membahas akses energi, ketahanan, dan keberlanjutan.
Perancangan dan Pengelolaan Jaringan Mikro: Perspektif Global
Jaringan mikro (micro-grid) adalah jaringan energi lokal yang dapat terputus dari jaringan listrik utama dan beroperasi secara otonom. Kemampuan ini, yang dikenal sebagai 'islanding', menjadikannya sangat berharga untuk meningkatkan ketahanan energi, terutama di daerah yang rentan terhadap bencana alam atau dengan infrastruktur jaringan yang tidak dapat diandalkan. Lebih jauh lagi, jaringan mikro sangat penting dalam mengintegrasikan sumber energi terbarukan dan meningkatkan akses energi di komunitas terpencil dan kurang terlayani secara global. Panduan komprehensif ini mengeksplorasi pertimbangan desain, strategi operasional, dan teknik pengelolaan yang krusial untuk menerapkan jaringan mikro yang sukses di seluruh dunia.
Apa Itu Jaringan Mikro?
Jaringan mikro terdiri dari sekelompok sumber pembangkitan terdistribusi (DG), sistem penyimpanan energi (ESS), dan beban yang dapat dikontrol yang beroperasi dalam batas-batas kelistrikan yang ditentukan. Jaringan ini dapat berfungsi baik terhubung ke jaringan utama (mode terhubung ke jaringan) atau secara independen (mode terisolasi/pulau). Jaringan mikro menawarkan beberapa keuntungan:
- Keandalan yang Ditingkatkan: Menyediakan daya cadangan selama pemadaman jaringan.
- Ketahanan yang Ditingkatkan: Mengurangi kerentanan terhadap kegagalan jaringan yang meluas.
- Integrasi Energi Terbarukan: Memfasilitasi penggabungan sumber energi surya, angin, dan terbarukan lainnya.
- Mengurangi Kerugian Transmisi: Menempatkan pembangkit lebih dekat ke beban meminimalkan kerugian transmisi.
- Penghematan Biaya: Dapat mengurangi biaya energi melalui optimalisasi pembangkitan dan manajemen permintaan.
- Akses Energi: Memungkinkan elektrifikasi daerah terpencil di mana perluasan jaringan tidak layak.
Pertimbangan Desain Jaringan Mikro
Merancang jaringan mikro memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap berbagai faktor untuk memastikan kinerja, keandalan, dan efektivitas biaya yang optimal. Pertimbangan utama meliputi:
1. Penilaian dan Perkiraan Beban
Menilai dan memperkirakan permintaan beban secara akurat sangat penting untuk menentukan ukuran komponen jaringan mikro. Ini melibatkan analisis data beban historis, mempertimbangkan pertumbuhan beban di masa depan, dan memperhitungkan variasi musiman. Sebagai contoh, jaringan mikro yang memberi daya pada desa pedesaan di India akan memiliki profil beban yang berbeda dibandingkan dengan jaringan mikro yang melayani pusat data di Singapura.
Contoh: Di sebuah desa terpencil di Nepal, jaringan mikro terutama melayani rumah tangga dan usaha kecil. Penilaian beban akan melibatkan survei jumlah rumah tangga, konsumsi listrik tipikal mereka, dan kebutuhan daya bisnis lokal. Data ini, dikombinasikan dengan faktor musiman (misalnya, peningkatan permintaan pencahayaan di musim dingin), memungkinkan perkiraan beban yang akurat.
2. Pemilihan Pembangkitan Terdistribusi (DG)
Memilih teknologi DG yang tepat sangat penting untuk memenuhi permintaan beban dan mencapai bauran energi yang diinginkan. Sumber DG yang umum meliputi:
- Fotovoltaik Surya (PV): Cocok untuk daerah dengan irradiansi surya yang tinggi.
- Turbin Angin: Efektif di wilayah dengan sumber daya angin yang konsisten.
- Generator Diesel: Menyediakan daya cadangan yang andal tetapi memiliki emisi yang lebih tinggi.
- Panas dan Listrik Gabungan (CHP): Menghasilkan listrik dan panas, meningkatkan efisiensi energi.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Opsi berkelanjutan di daerah dengan sumber daya air yang sesuai.
- Generator Biomassa: Memanfaatkan bahan bakar biomassa untuk pembangkitan listrik.
Pemilihan teknologi DG harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, biaya, dampak lingkungan, dan kelayakan teknis. Jaringan mikro hibrida yang menggabungkan beberapa sumber DG seringkali menjadi yang paling efisien dan andal.
Contoh: Sebuah jaringan mikro di wilayah pesisir Denmark mungkin terutama mengandalkan turbin angin, dilengkapi dengan sistem CHP yang ditenagai oleh biogas. PV surya dapat ditambahkan untuk lebih mendiversifikasi bauran energi.
3. Integrasi Sistem Penyimpanan Energi (ESS)
Sistem penyimpanan energi memainkan peran penting dalam jaringan mikro dengan:
- Menyeimbangkan Pasokan dan Permintaan: Menyimpan energi berlebih selama periode permintaan rendah dan melepaskannya selama permintaan puncak.
- Meningkatkan Kualitas Daya: Memberikan dukungan tegangan dan frekuensi.
- Meningkatkan Stabilitas Jaringan: Memungkinkan transisi yang mulus antara mode terhubung ke jaringan dan mode terisolasi.
- Memaksimalkan Pemanfaatan Energi Terbarukan: Menghaluskan sifat intermiten dari sumber energi terbarukan.
Teknologi ESS yang umum meliputi:
- Baterai: Lithium-ion, timbal-asam, dan baterai alir (flow batteries).
- Roda Gila (Flywheels): Menyimpan energi dalam bentuk energi kinetik rotasi.
- Superkapasitor: Menyediakan kemampuan pengisian dan pengosongan yang cepat.
- Penyimpanan Hidro Pompa (Pumped Hydro Storage): Menyimpan energi dengan memompa air ke atas ke reservoir.
Pilihan teknologi ESS tergantung pada faktor-faktor seperti kapasitas penyimpanan, laju pengosongan, siklus hidup, dan biaya. Sistem penyimpanan energi baterai (BESS) menjadi semakin populer karena biayanya yang menurun dan kinerjanya yang meningkat.
Contoh: Sebuah jaringan mikro di California yang memanfaatkan PV surya mungkin menggabungkan BESS lithium-ion untuk menyimpan kelebihan energi surya di siang hari dan melepaskannya selama permintaan puncak di malam hari.
4. Sistem Kontrol dan Manajemen Jaringan Mikro
Sistem kontrol dan manajemen canggih sangat penting untuk mengoptimalkan operasi jaringan mikro. Sistem ini melakukan fungsi-fungsi seperti:
- Manajemen Energi: Mengoptimalkan pengiriman sumber DG dan ESS untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan efisiensi.
- Kontrol Tegangan dan Frekuensi: Menjaga tingkat tegangan dan frekuensi yang stabil di dalam jaringan mikro.
- Proteksi dan Deteksi Gangguan: Mendeteksi dan mengisolasi gangguan untuk mencegah kerusakan pada peralatan.
- Komunikasi dan Pemantauan: Menyediakan data waktu-nyata tentang status komponen jaringan mikro.
- Sinkronisasi Jaringan: Memungkinkan transisi yang mulus antara mode terhubung ke jaringan dan mode terisolasi.
Sistem kontrol jaringan mikro dapat terpusat, terdesentralisasi, atau hibrida. Sistem kontrol terpusat menawarkan kemampuan optimisasi yang lebih besar, sementara sistem terdesentralisasi memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap kegagalan komunikasi. Semakin banyak, sistem manajemen energi bertenaga AI digunakan untuk meningkatkan perkiraan dan optimisasi.
Contoh: Sebuah jaringan mikro di kampus universitas di Jerman mungkin menggunakan sistem manajemen energi terpusat untuk mengoptimalkan operasi pembangkit CHP, panel surya PV, dan sistem penyimpanan baterai. Sistem tersebut akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti harga listrik, permintaan pemanasan, dan prakiraan cuaca untuk meminimalkan biaya energi.
5. Proteksi dan Keselamatan
Melindungi jaringan mikro dari gangguan dan memastikan keselamatan personel adalah hal yang terpenting. Ini melibatkan penerapan skema proteksi yang sesuai, seperti proteksi arus lebih, proteksi tegangan lebih, dan proteksi gangguan tanah. Pertimbangan utama meliputi:
- Koordinasi Perangkat Proteksi: Memastikan bahwa perangkat proteksi beroperasi secara selektif untuk mengisolasi gangguan tanpa mengganggu seluruh jaringan mikro.
- Proteksi 'Islanding': Mencegah 'islanding' yang tidak disengaja dengan mendeteksi pemadaman jaringan dan memutuskan sambungan jaringan mikro.
- Analisis Bahaya Busur Api (Arc Flash): Menilai risiko insiden busur api dan menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi bahaya tersebut.
- Pentahanan (Grounding): Menyediakan sistem pentanahan yang tepat untuk meminimalkan risiko sengatan listrik.
Pemeliharaan dan pengujian rutin peralatan proteksi sangat penting untuk memastikan operasinya yang benar.
Contoh: Sebuah jaringan mikro dalam operasi pertambangan di Australia memerlukan sistem proteksi yang kuat untuk melindungi peralatan kritis dan memastikan keselamatan pekerja. Sistem ini akan mencakup perangkat proteksi redundan dan pengujian rutin untuk meminimalkan risiko pemadaman listrik.
6. Standar Interkoneksi Jaringan
Ketika sebuah jaringan mikro terhubung ke jaringan utama, ia harus mematuhi standar interkoneksi jaringan yang relevan. Standar-standar ini menentukan persyaratan teknis untuk menghubungkan sumber DG ke jaringan, termasuk:
- Batas Tegangan dan Frekuensi: Menjaga tegangan dan frekuensi dalam rentang yang dapat diterima.
- Kualitas Daya: Meminimalkan distorsi harmonik dan kedip tegangan (voltage flicker).
- Persyaratan Proteksi: Memastikan bahwa jaringan mikro tidak berdampak buruk pada sistem proteksi jaringan.
- Persyaratan Komunikasi: Menyediakan antarmuka komunikasi bagi operator jaringan untuk memantau dan mengontrol jaringan mikro.
Standar interkoneksi jaringan bervariasi menurut negara dan wilayah. Penting untuk berkonsultasi dengan perusahaan utilitas lokal dan badan pengatur untuk memastikan kepatuhan.
Contoh: Sebuah proyek jaringan mikro di Inggris harus mematuhi persyaratan Rekomendasi Teknik G99, yang menetapkan persyaratan teknis untuk menghubungkan sumber DG ke jaringan distribusi.
Strategi Operasional Jaringan Mikro
Operasi jaringan mikro yang efektif memerlukan penerapan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja, keandalan, dan efektivitas biaya. Strategi operasional utama meliputi:
1. Manajemen dan Optimalisasi Energi
Sistem manajemen energi (EMS) memainkan peran sentral dalam operasi jaringan mikro dengan mengoptimalkan pengiriman sumber DG dan ESS. EMS mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
- Permintaan Beban: Permintaan beban waktu-nyata dan yang diperkirakan.
- Ketersediaan DG: Ketersediaan dan output dari sumber DG.
- Tingkat Pengisian ESS (State of Charge): Tingkat pengisian dari ESS.
- Harga Listrik: Harga listrik waktu-nyata dari jaringan.
- Prakiraan Cuaca: Prakiraan cuaca untuk memprediksi output energi terbarukan.
EMS menggunakan algoritma optimisasi untuk menentukan jadwal pengiriman yang optimal untuk sumber DG dan ESS, meminimalkan biaya operasi dan memaksimalkan efisiensi. Teknik pemeliharaan prediktif juga dapat diintegrasikan untuk mengoptimalkan siklus hidup peralatan dan meminimalkan waktu henti.
Contoh: Dalam jaringan mikro yang ditenagai oleh surya, angin, dan penyimpanan baterai, EMS mungkin memprioritaskan penggunaan energi surya dan angin selama periode output energi terbarukan yang tinggi. Ketika output energi terbarukan rendah, EMS mungkin akan mengosongkan sistem penyimpanan baterai atau mengimpor listrik dari jaringan.
2. Respons Permintaan (Demand Response)
Program respons permintaan (DR) memberi insentif kepada pelanggan untuk mengurangi konsumsi listrik mereka selama periode permintaan puncak. DR dapat membantu untuk:
- Mengurangi Permintaan Puncak: Menurunkan permintaan puncak pada jaringan mikro.
- Meningkatkan Stabilitas Jaringan: Memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola pasokan dan permintaan.
- Menurunkan Biaya Energi: Mengurangi kebutuhan untuk mengoperasikan generator puncak yang mahal.
Program DR dapat diimplementasikan melalui berbagai mekanisme, seperti tarif berdasarkan waktu penggunaan, kontrol beban langsung, dan program insentif. Meteran cerdas dan teknologi komunikasi canggih sangat penting untuk memungkinkan program DR yang efektif.
Contoh: Sebuah jaringan mikro yang melayani komunitas di iklim panas dapat menerapkan program DR yang mendorong penduduk untuk mengurangi penggunaan pendingin udara mereka selama jam puncak sore hari. Penduduk yang berpartisipasi dalam program tersebut bisa mendapatkan diskon pada tagihan listrik mereka.
3. Sinkronisasi dan 'Islanding' Jaringan
Transisi yang mulus antara mode terhubung ke jaringan dan mode terisolasi sangat penting untuk memastikan keandalan jaringan mikro. Ini memerlukan penerapan strategi kontrol sinkronisasi dan 'islanding' jaringan yang canggih. Pertimbangan utama meliputi:
- Pencocokan Tegangan dan Frekuensi: Menyamakan tegangan dan frekuensi jaringan mikro dengan jaringan sebelum terhubung.
- Kontrol Sudut Fasa: Meminimalkan perbedaan sudut fasa antara jaringan mikro dan jaringan.
- Deteksi 'Islanding': Mendeteksi pemadaman jaringan dan memulai proses 'islanding'.
- Pelepasan Beban (Load Shedding): Melepaskan beban non-kritis selama operasi terisolasi untuk menjaga stabilitas.
Algoritma kontrol canggih dan sakelar yang bekerja cepat sangat penting untuk mencapai transisi yang mulus.
Contoh: Ketika terjadi pemadaman jaringan, sebuah jaringan mikro harus dapat secara otomatis terputus dari jaringan dan beralih ke mode terisolasi tanpa mengganggu pasokan listrik ke beban kritis. Ini memerlukan sistem kontrol canggih yang dapat mendeteksi pemadaman jaringan, mengisolasi jaringan mikro, dan menstabilkan tegangan serta frekuensi.
4. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif menggunakan analisis data dan pembelajaran mesin untuk memprediksi kegagalan peralatan dan menjadwalkan kegiatan pemeliharaan secara proaktif. Ini dapat membantu untuk:
- Mengurangi Waktu Henti: Meminimalkan pemadaman tak terencana dan kegagalan peralatan.
- Memperpanjang Usia Peralatan: Mengoptimalkan jadwal pemeliharaan untuk memperpanjang masa pakai peralatan.
- Menurunkan Biaya Pemeliharaan: Mengurangi biaya pemeliharaan dengan melakukan pemeliharaan hanya saat dibutuhkan.
Sistem pemeliharaan prediktif dapat memantau berbagai parameter, seperti suhu, getaran, dan kualitas oli, untuk mendeteksi tanda-tanda awal kegagalan peralatan.
Contoh: Sistem pemeliharaan prediktif dapat memantau suhu dan getaran generator turbin angin untuk mendeteksi potensi kegagalan bantalan. Dengan mendeteksi masalah lebih awal, sistem dapat menjadwalkan pemeliharaan sebelum bantalan gagal total, mencegah pemadaman yang mahal dan memakan waktu.
Teknik Pengelolaan Jaringan Mikro
Pengelolaan jaringan mikro yang efektif melibatkan penerapan praktik bisnis yang sehat dan kerangka peraturan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari jaringan mikro. Teknik manajemen utama meliputi:
1. Model Bisnis
Berbagai model bisnis dapat digunakan untuk membiayai dan mengoperasikan jaringan mikro, termasuk:
- Kepemilikan Utilitas: Jaringan mikro dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan utilitas lokal.
- Kepemilikan Swasta: Jaringan mikro dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan swasta.
- Kepemilikan Komunitas: Jaringan mikro dimiliki dan dioperasikan oleh koperasi komunitas.
- Kemitraan Publik-Swasta (PPP): Jaringan mikro dimiliki dan dioperasikan bersama oleh entitas publik dan perusahaan swasta.
Pilihan model bisnis tergantung pada faktor-faktor seperti lingkungan peraturan, ketersediaan pembiayaan, dan preferensi komunitas lokal.
Contoh: Di beberapa negara berkembang, jaringan mikro milik komunitas telah terbukti berhasil dalam menyediakan listrik ke desa-desa terpencil. Jaringan mikro ini sering dibiayai melalui hibah dan pinjaman dari lembaga pembangunan internasional.
2. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi yang jelas dan mendukung sangat penting untuk mempromosikan pengembangan jaringan mikro. Kerangka kerja ini harus membahas isu-isu seperti:
- Standar Interkoneksi: Mendefinisikan persyaratan teknis untuk menghubungkan jaringan mikro ke jaringan utama.
- Kebijakan Net Metering: Memungkinkan operator jaringan mikro untuk menjual kelebihan listrik kembali ke jaringan.
- Struktur Tarif: Menetapkan struktur tarif yang adil dan transparan untuk pelanggan jaringan mikro.
- Perizinan dan Izin: Menyederhanakan proses perizinan dan izin untuk proyek-proyek jaringan mikro.
Pemerintah dapat memainkan peran kunci dalam mempromosikan jaringan mikro dengan memberikan insentif, seperti kredit pajak dan subsidi.
Contoh: Beberapa negara telah menerapkan tarif feed-in yang menjamin operator jaringan mikro harga tetap untuk listrik yang mereka hasilkan, memberikan aliran pendapatan yang stabil dan mendorong investasi dalam proyek-proyek jaringan mikro.
3. Keterlibatan Komunitas
Melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan operasi jaringan mikro sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang mereka. Ini melibatkan:
- Konsultasi Pemangku Kepentingan: Berkonsultasi dengan penduduk lokal, bisnis, dan pemimpin komunitas untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka.
- Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik komunitas tentang manfaat jaringan mikro dan cara kerjanya.
- Penciptaan Lapangan Kerja: Menciptakan lapangan kerja lokal dalam konstruksi, operasi, dan pemeliharaan jaringan mikro.
- Kepemilikan Komunitas: Memberdayakan komunitas untuk berpartisipasi dalam kepemilikan dan pengelolaan jaringan mikro.
Keterlibatan komunitas dapat membantu membangun kepercayaan dan dukungan untuk proyek-proyek jaringan mikro.
Contoh: Di komunitas pulau terpencil, melibatkan penduduk lokal dalam proses pengambilan keputusan tentang lokasi dan desain jaringan mikro dapat membantu memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi kebutuhan dan prioritas mereka.
4. Keamanan Siber
Seiring jaringan mikro menjadi semakin terinterkoneksi, keamanan siber menjadi perhatian kritis. Jaringan mikro rentan terhadap serangan siber yang dapat mengganggu pasokan listrik, merusak peralatan, atau mencuri data sensitif. Langkah-langkah keamanan siber utama meliputi:
- Protokol Komunikasi Aman: Menggunakan protokol komunikasi terenkripsi untuk melindungi data yang ditransmisikan antara komponen jaringan mikro.
- Kontrol Akses: Menerapkan kebijakan kontrol akses yang ketat untuk membatasi akses ke sistem kritis.
- Sistem Deteksi Intrusi: Menerapkan sistem deteksi intrusi untuk memantau lalu lintas jaringan untuk aktivitas mencurigakan.
- Pelatihan Keamanan Siber: Memberikan pelatihan keamanan siber kepada operator dan personel jaringan mikro.
- Audit Keamanan Reguler: Melakukan audit keamanan reguler untuk mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan.
Langkah-langkah keamanan siber yang kuat sangat penting untuk melindungi jaringan mikro dari ancaman siber.
Contoh: Sebuah jaringan mikro yang beroperasi di fasilitas infrastruktur kritis, seperti rumah sakit atau pangkalan militer, memerlukan langkah-langkah keamanan siber yang sangat ketat untuk melindungi dari potensi serangan siber yang dapat mengganggu layanan penting.
Contoh Global Penerapan Jaringan Mikro yang Sukses
Jaringan mikro sedang diterapkan di berbagai lokasi di seluruh dunia, mengatasi berbagai tantangan energi. Berikut adalah beberapa contoh penting:
- Pulau Ta’u, Samoa Amerika: Pulau ini ditenagai oleh panel surya 1,4 MW dan Tesla Powerpack 6 MWh, menyediakan 100% energi terbarukan untuk 600 penduduk pulau tersebut.
- Universitas Kyoto, Jepang: Jaringan mikro ini mengintegrasikan PV surya, turbin angin, dan sistem penyimpanan baterai untuk memberi daya pada sebagian kampus universitas.
- Brooklyn Navy Yard, New York City, AS: Jaringan mikro ini menyediakan daya cadangan untuk fasilitas kritis di dalam Navy Yard, meningkatkan ketahanan terhadap pemadaman jaringan.
- Barefoot College, India: Organisasi ini melatih wanita pedesaan untuk menjadi insinyur surya, memungkinkan mereka untuk memasang dan memelihara jaringan mikro surya di komunitas mereka.
- Pulau Sumba, Indonesia: Sebuah proyek ambisius bertujuan untuk memberi daya pada seluruh pulau dengan 100% energi terbarukan melalui jaringan mikro.
Masa Depan Jaringan Mikro
Jaringan mikro siap untuk memainkan peran yang semakin penting dalam lanskap energi global. Seiring teknologi energi terbarukan menjadi lebih terjangkau dan sistem penyimpanan energi membaik, jaringan mikro akan menjadi pilihan yang lebih menarik untuk meningkatkan akses energi, meningkatkan ketahanan jaringan, dan mengurangi emisi karbon. Tren utama yang membentuk masa depan jaringan mikro meliputi:
- Peningkatan Adopsi Energi Terbarukan: Jaringan mikro akan semakin mengandalkan sumber energi terbarukan, seperti surya dan angin, untuk mengurangi dampak lingkungannya.
- Kemajuan dalam Penyimpanan Energi: Teknologi penyimpanan energi yang lebih baik akan memungkinkan jaringan mikro beroperasi lebih andal dan efisien.
- Integrasi Teknologi Jaringan Cerdas: Teknologi jaringan cerdas, seperti meteran cerdas dan jaringan komunikasi canggih, akan meningkatkan kontrol dan manajemen jaringan mikro.
- Pengembangan Model Bisnis Baru: Model bisnis inovatif akan muncul untuk membiayai dan mengoperasikan jaringan mikro, membuatnya lebih mudah diakses oleh komunitas di seluruh dunia.
- Kebijakan Regulasi yang Mendukung: Pemerintah akan menerapkan kebijakan regulasi yang mendukung untuk mempromosikan pengembangan dan penyebaran jaringan mikro.
Kesimpulan
Desain dan manajemen jaringan mikro sangat penting untuk membangun masa depan energi yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan adil. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor desain secara cermat, menerapkan strategi operasional yang efektif, dan mengadopsi teknik manajemen yang baik, kita dapat membuka potensi penuh jaringan mikro untuk mengubah cara kita menghasilkan, mendistribusikan, dan mengonsumsi listrik di seluruh dunia. Merangkul inovasi, membina kolaborasi, dan memprioritaskan keterlibatan komunitas akan menjadi penting untuk mewujudkan visi sistem energi yang terdesentralisasi, terdekarbonisasi, dan terdemokratisasi yang ditenagai oleh jaringan mikro.